A. Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah
istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km
di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di
bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui
berbagai cara seperti berikut:
a.
Aliran lava
b.
Letusan gunung berapi
c.
Aliran lumpur
d.
Abu
e.
Kebakaran hutan.
f.
Gas beracun
g.
Gelombang tsunami
h.
Gempa bumi
B. Penyebab Terjadinya Gunung Meletus
Hampir
semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).
Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di
sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati
permukaan bumi. Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang
terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior
bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah
gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada
kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk
pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena
massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat
magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga
terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin
magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan
material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah
tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma
meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju
ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya
terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar
magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang
ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya
terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di
dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan
berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik,
sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui
saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar
melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung,
atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
C. Tanda-tanda Gunung yang Akan meletus
Alam kadang memang tak bersahabat
dengan kita, apalagi saat terjadinya bencana alam, terkadang alam tidak dapat
di prediksikan. Namun, sesungguhnya alam memberikan tanda-tanda yang mungkin
tidak diketahui oleh sebagian orang. Seperti bencana alam gunung meletus,
sebenarnya sebelum gunung yang aktif itu akan meletus, gunung tersebut akan
memberikan beberapa tanda agar manusia lebih waspada.
Tapi, terkadang manusia tidak
menyadari hal itu sebagai tanda yang diberikan oleh alam saat gunung aktif akan
meletus. Oleh karena itu kita harus mengetahui tanda-tanda tersebut agar kita
lebih berhati-hati lagi. Apalagi orang yang tinggal dekat dengan gunung yang
aktif, itu akan sangat membahayakan nyawa.
Berikut ini ada beberapa tanda
gunung berapi ketika akan meletus :
1. Suhu
di sekitar gunung meningkat
Suhu panas memang memiliki arti yang cukup
banyak, salah satunya tanda akan turunnya hujan. Namun, perlu kita ketahui suhu
panas yang meningkat juga merupakan tanda dari alam saat gunung berapi akan
meletus. Sebagai suatu tanda aktifnya gunung berapi, akan terjadi kenaikan suhu
di sekitar kawasan gunung berapi. Maka, biasanya penduduk setempat akan merasa
kegerahan bahkan di malam hari. Hal ini
dikarenakan material super panas dari inti bumi yang berjalan keluar lewat
kawah gunung. Meski material seperti lahar belum disemburkan, biasanya panasnya
yang terlebih dahulu bisa dirasakan.
2.
Mata air menjadi kering
Akibat hal yang sama pula, mata air di gunung itu
biasanya juga kering. Debitnya akan berkurang karena terjadi penguapan akibat
panas yang keluar dari inti bumi. Di beberapa kejadian, air yang keluar
biasanya juga hangat-hangat kuku. Hal ini juga disebabkan karena adanya suhu
panas yang kemudian mempengaruhi temperatur air.
3.
Ada gemuruh dan getaran
Gunung berapi yang akan meletus biasanya
akan menimbulkan getaran sekaligus gemuruh. Hal itu terjadi karena desakan dari
dalam perut gunung yang memaksa untuk keluar dari dalam kawah, sehingga timbul
getaran dan kemudian disertai dengan gemuruh.
4.
Tumbuhan mulai layu
Suhu panas yang dikeluarkan oleh gunung
menyebabkan tumbuhan yang ada disekitar gunung menjadi layu, hal ini bias
menjadi pacuan untuk bias mengenali tanda gunung berapi saat ingin meletus.
5.
Migrasi hewan
Beberapa hewan juga memiliki insting tajam dalam
mengetahui suatu bencana. Tepat sebelum bencana itu terjadi, hewan-hewan ini
akan berpindah tempat. Sementara, bagi yang tidak bisa berpindah, seperti hewan
ternak, akan mengeluarkan gelagat kegelisahan. Perpindahan burung menghindari
hutan di gunung dalam jumlah banyak biasanya jadi penanda awal akan terjadinya
letusan gunung berapi. Selain itu, beberapa hewan di darat juga akan turun
gunung sebelum adanya letusan.
Pada pendeteksi gunung meletus digunakan pula sensor
getaran yang berfungsi untuk memperingatkan oarang-orang akan adanya getaran
yang timbul pada gunung berapi. Sensor ini dibuat dalam bentuk indikator visual
berupa alarm.
- Prinsip kerja:
Disini diterapkan pirnsip interferensi cahaya. Jadi,
sinar laser ditembakkan sedemikian rupa sehingga sebagian sinar mengenai
phototransistor, dan sebagian sinar diteruskan. Sinar yang diteruskan tersebut
dipantulkan oleh cermin (yang akan bergetar oleh suatu faktor eksternal), dan
hasil pantulannya akan ditangkap kembali oleh phototransistor, sehingga pada
phototransistor akan muncul pola gelap terang.
Bila ada getaran yang terjadi, maka jarak cermin
terhadap phototransistor akan berubah, dan pola gelap terang akan tergeser
sehingga phototransistor dapat menangkap perubahan tersebut. Ini berarti
intensitas yang diterima oleh phototransistor jadi berubah dan demikian pula
tegangan pada speaker, sehingga akan terdeteksi getaran yang keluarannya berupa
bunyi. Yang kemudian akan dikirim dalam bentuk alarm ke posko pemantau.
- Rancang bangun: